Main Article Content
Abstract
Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Gangguan penyakit ini biasanya terjadi akibat adanya stres yang dialami seseorang yang tidak kunjung reda dan cenderung berkorelasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang. Jika terjadi dalam tempo yang lama dapat berlanjut menjadi depresi berat. Depresi berat merupakan suatu gangguan yang harus ditangani dengan segera mengingat resiko-resiko negatif yang dapat ditimbulkannya. Penggunaan kombinasi antidepresan kemungkinan meningkatkan potensi interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi interaksi obat antidepresan yang terjadi pada pasien gangguan depresi berat. Penelitian ini merupakan studi evaluatif, pengambilan data secara restropektif , penyajian data secara deskriptif serta dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Jumlah pasien gangguan depresi berat yang memenuhi kriteria adalah 116 pasien, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (62,00%) dan diagnosa terbanyak adalah gangguan depresi berat dengan gejala psikotik (81,03%). Obat antidepresan terbanyak yang digunakan pasien adalah fluoxetin (73,28%) dan sertraline (26,72%). Obat golongan lain yang paling banyak dikombinasikan adalah antipsikotis (79,31%). Ditemukan potensi interaksi obat sebanyak 127 kasus, tingkat keparahan terbanyak adalah moderate sebanyak 120 kasus (94,49%) dan mekanisme interaksi obat yang paling banyak adalah farmakokinetika sebanyak 76 kasus (59,84%).
Kata kunci: antidepresan, depresi, interaksi obat