Main Article Content
Abstract
ABSTRACT
Intensitas sinar matahari di Indonesia yang tinggi banyak menimbulkan dampak pada kulit. Dampak yang sering ditimbulkan pada kulit yaitu hiperpigmentasi (flek), menua lebih dini, dan berisiko terkena tumor serta kanker. Minyak biji matahari merupakan salah satu antioksidan yang dihasilkan dari tanaman bunga matahari, mempunyai kandungan vitamin E, asam oleat dan asam linoleat. Pada penelitian ini dibuat formulasi sediaan masker sheet nanogel untuk meningkatkan stabilitas dengan ukuran partikel yang kecil dan penyerapan dari kandungan senyawa sediaan yang diformulasikan menjadi masker sheet nanogel minyak biji matahari. Variasi konsentrasi minyak biji matahari yang digunakan yaitu F I 2,5%, F II 5% dan F III 7,5%. Evaluasi yang dilakukan meliputi karakteristik fisik meliputi analisa PSA, organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya lekat, daya sebar dan indeks iritasi menggunakan tikus jantan galur wistar. Data dianalisis menggunakan SPSS 16,0 dengan Oneway anova dan uji T berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan semua sediaan nanogel berwarna kuning jernih, berbau khas dengan ukuran partikel F I 16,84 nm; F II 11,34 nm; F III 10,67 nm. Pada uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) terhadap semua sifat fisik sediaan. Pada penentuan indeks iritasi menunjukkan semua sediaan tidak menimbulkan iritasi pada kulit tikus.
Kata kunci : Minyak biji matahari, nanogel, masker sheet, karakteristik fisik, indeks iritasi
Intensitas sinar matahari di Indonesia yang tinggi banyak menimbulkan dampak pada kulit. Dampak yang sering ditimbulkan pada kulit yaitu hiperpigmentasi (flek), menua lebih dini, dan berisiko terkena tumor serta kanker. Minyak biji matahari merupakan salah satu antioksidan yang dihasilkan dari tanaman bunga matahari, mempunyai kandungan vitamin E, asam oleat dan asam linoleat. Pada penelitian ini dibuat formulasi sediaan masker sheet nanogel untuk meningkatkan stabilitas dengan ukuran partikel yang kecil dan penyerapan dari kandungan senyawa sediaan yang diformulasikan menjadi masker sheet nanogel minyak biji matahari. Variasi konsentrasi minyak biji matahari yang digunakan yaitu F I 2,5%, F II 5% dan F III 7,5%. Evaluasi yang dilakukan meliputi karakteristik fisik meliputi analisa PSA, organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya lekat, daya sebar dan indeks iritasi menggunakan tikus jantan galur wistar. Data dianalisis menggunakan SPSS 16,0 dengan Oneway anova dan uji T berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan semua sediaan nanogel berwarna kuning jernih, berbau khas dengan ukuran partikel F I 16,84 nm; F II 11,34 nm; F III 10,67 nm. Pada uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) terhadap semua sifat fisik sediaan. Pada penentuan indeks iritasi menunjukkan semua sediaan tidak menimbulkan iritasi pada kulit tikus.
Kata kunci : Minyak biji matahari, nanogel, masker sheet, karakteristik fisik, indeks iritasi