Main Article Content
Abstract
Sumber daya alam hayati (SDHA) menjadi semakin menarik diminati oleh masyarakat Indonesia dan bahkan dunia sebgai bahan baku obat-obatan tradisional (jamu) (Sukara E, 2002).Hal ini tampak dengan semakin meningkatnya pemakaian jamu dan industry obat tradisional yang terus semakin berkembang dari tahun ke tahun.Dalam kondisi seperti ini, upaya yang paling tepat adalah mendorong pengembangan obat ke arah fitofarmaka (Yuliani S, 2001).Salah satu tanaman yang berpotensi dikembangkan dalam dunia pengobatan adalah daun waru (Hisbicus Tiliaceus L.), namun penelitian tentang daun waru masih jarang dilakukan.Daun waru (Hisbicus Tiliaceus L.) mengandung senyawa polifenol, saponin dan flavonoid. Akar waru mengandung senyawa tanin, saponin, dan flavonoid (Kumar dkk., 2008). Kulit batang waru mengandung senyawa hibiscusamide, N-trans feruloyltiramine, dan N-cis feruloyltiramine dan bersifat toksik pada sel kanker kolon HT-29 dengan LC50< 4 μg/mL (Chen dkk., 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Standarisasi Simplisia Berdasarkan
Parameter Spesifik Dan Non Spesifik Ekstrak Ethanol 96% Daun Waru (Hisbicus Tiliaceus L.)
Kata Kunci: Daun Waru, Parameter Spesifik dan Non Spesifik, Standarisasi Simplisia
Parameter Spesifik Dan Non Spesifik Ekstrak Ethanol 96% Daun Waru (Hisbicus Tiliaceus L.)
Kata Kunci: Daun Waru, Parameter Spesifik dan Non Spesifik, Standarisasi Simplisia