UJI EFEK ANALGETIK, TOKSISITAS AKUT DAN TERTUNDA
EKSTRAK ETANOL DAUN BERINGIN (Ficus
benjamina L.)
PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus
musculus)
Syilfia Hasti, Elka Yuslinda, Nofri
Hendri Sandi, Wan Liawati
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Pekanbaru
ABSTRAK
Salah satu tumbuhan yang telah digunakan oleh
masyarakat sebagai obat tradisional yaitu daun beringin guna mengatasi rasa
nyeri dan dari penelusuran pustaka belum ada dilakukan pengujian secara ilmiah
begitu juga dengan penelitian tentang toksisitasnya. Berdasarkan hal tersebut,
telah dilakukan penelitian untuk mengetahui efek analgetik ekstrak etanol daun
beringin yang diberikan secara oral pada hewan coba mencit putih jantan yang
diberi asam asetat 1% v/v sebanyak 0,1 ml sebagai penginduksi nyeri.
Penelitian dilakukan menurut metode writhing test, menggunakan pembanding
asetosal dengan dosis 65 mg/kgBB. Bahan uji diberikan secara oral dalam bentuk
suspensi dalam Na CMC 1%, diberikan tiga puluh menit sebelum pemberian asam asetat.
Pengamatan jumlah geliat dilakukan setelah penyuntikan asam asetat. Jumlah
geliat dihitung dengan selang waktu 10 menit selama 90 menit kemudian dihitung
persen proteksinya. Penelitian toksisitas akut (LD50) dihitung
sebagai dosis yang memberikan kematian hewan sebanyak 50% dari jumlah hewan
percobaan selama 24 jam setelah penyuntikan dan toksisitas tertunda dilakukan
pada dosis 1000, 2000, 4000, 8000, dan 16000 mg/kgBB terhadap parameter volume
air minum, volume urin, perubahan berat badan, konsumsi makanan, berat feses,
rasio organ ginjal dan jantung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol pada
dosis 100, 200, dan 400 mg/kgBB memberikan efek analgetik p < 0,05 terhadap
kontrol negatif (analisis varian dua arah dan analisis Tukey). Berdasarkan hasil
pengujian toksisitas akut, ekstrak etanol daun beringin digolongkan praktis
tidak toksik. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya gejala toksisitas akut,
ekstrak etanol daun beringin digolongkan praktis tidak toksik. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya gejala toksisitas tertunda
terhadap parameter perubahan berat badan, konsumsi makanan, berat feses, organ
ginjal dan jantung signifikan pada dosis 16000 mg/kgBB.
Kata
kunci : Analgetik, Ficus benjamina, writhing test.
PENDAHULUAN
Dewasa ini, penelitian dan pengembangan tumbuhan
obat baik di dalam maupun di luar negeri berkembang pesat. Penelitian yang
berkembang terutama pada segi farmakologi maupun fitokimia berdasarkan indikasi
tumbuhan obat yang telah digunakan sebagian masyarakat dengan khasiat yang
teruji secara empiris. Hasil penelitian tersebut, tentunya lebih memantapkan
para pengguna tumbuhan obat akan khasiat maupun kegunaannya (Dalimartha, 2000).
Daun beringin berkhasiat sebagai obat
influenza, radang saluran nafas (bronchitis), batuk rejan (pertusis), malaria,
radang usus akut, disentri, dan kejang panas pada anak-anak (Dalimarta, 2000).
Daun, akar dan kulit batang beringin
mengandung beberapa senyawa kimia diantaranya saponin, flavonoid dan
polifenol (Farihah, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa
ekstrak etanol akar gantung beringin memberikan efek antiinflamasi (Hasti, et al., 2009) dan antipiretik (Hasti, et al.,2011). Penelitian lainnya tentang
Ficus benjamina L. telah diketahui dari daun beringin mengandung cinnamic acid, narigenin, lactosa, quercetin,
dan cafffeic acid yang juga
mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap cell
line T-Limphoblastic Leucemic (CEM-SS), sedangkan pada kulit batangnya
mengandung stigmasterol ( Almahy et al.,
2003). Farihah (2008) dalam penelitiannyapun menyatakan adanya sifat toksik
daun beringin terhadap Artemia salina
Leach. Penelitian lainnya menyatakan
bahwa ekstrak etanol, fraksi heksan dan etil asetat akar gantung beringin
memiliki efek analgetika (Hasti, et al.,
2011).
Agar obat tradisional dengan bahan baku ekstrak etanol daun beringin ini dapat menjadi obat herbal terstandar, maka perlu juga dilakukan uji praklinik berupa uji keamanan yang mencakup uji toksisitas akut dan tertunda dari ekstrak. Berdasarkan penelitian terhadap efek analgetika dari akar gantung beringin maka penulis tertarik untuk meneliti efek analgetik dari daun tumbuhan tersebut yang akan dicobakan pada mencit putih jantan (Mus musculus.L) dilanjutkan dengan uji toksisitas akut dan tertunda dari ekstrak etanol daun beringin. Penelitian efek analgetik ekstrak etanol daun beringin beringin menggunakan metoda writhing test yaitu mengamati geliat mencit setiap periode 10 menit terhadap pemberian ekstrak etanol daun beringin pada mencit putih jantan.
Bahan Penelitian
Bahan penelitian: daun beringin segar sebanyak 4 kg yang diperoleh dari lingkungan kampus Bina Widya Universitas Riau, Pekanbaru, asetosal, aquadest, asam
asetat glacial, etanol, dan Na CMC.
Hewan
uji: mencit
putih jantan berumur 7-9 minggu sebanyak 55 ekor dengan berat badan 20-35 gram.
Alat Penelitian
Alat yang digunakan adalah,
rotary evaporator, stopwatch, jarum suntik, timbangan mencit, mortir dan
stamfer, sudip, gelas ukur, pipet tetes,
timbangan analitik, alat bedah dan erlemeyer.
Jalannya
Penelitian
1.
Penyiapan Ekstrak
Akar gantung beringin yang akan
dijadikan sampel dibersihkan, dirajang
dan diblender, kemudian ditimbang sebanyak 1 kg lalu diekstraksi secara
maserasi yang dilakukan hingga sempurna dengan menggunakan etanol 96% dalam
botol gelap ukuran 2,5 liter. Perendaman
dilakukan selama 5 hari pada tempat yang terlindung dari cahaya sambil
berulang-ulang diaduk, sehingga terjaga perbedaan konsentrasi yang
sekecil-kecilnya antara larutan di dalam dengan larutan di luar sel. Kemudian
disaring dan ampasnya kembali dimaserasi lagi dengan cara yang sama sampai
maserat yang dihasilkan berwarna bening. Selanjutnya filtrat dikentalkan dengan
rotary evaporator sampai memperoleh
ekstrak kental serta bobot yang konstan (Depkes RI, 1986).
2.
Persiapan Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan
adalah mencit putih jantan berumur 7-9 minggu dengan berat badan antara 20-35
gram. Masing-masing dipisahkan tersendiri selama 1 minggu sebelum perlakuan.
Mencit dinyatakan sehat bila selama pemeliharaan bobot badan tidak mengalami
penurunan lebih dari 10% serta secara visual menunjukkan perilaku normal.
3.
Pengujian Efek Analgetik
Hewan percobaan sebanyak 25 ekor dipuasakan selama
lebih kurang 18 jam tapi tetap diberi minum. Hewan ditimbang dan dikelompokkan
menjadi 5 kelompok dan masing-masing terdiri dari 5 ekor. Ekstrak daun beringin
dan asetosal disuspensikan terlebih dahulu dengan NaCMC 1% sebelum diberikan
kepada hewan uji. Pada masing-masing kelompok hewan uji diberikan secara oral
yaitu Kelompok I untuk
Kontrol positif diberi asetosal
dengan dosis 65 mg/kg BB, Kelompok II untuk Kontrol negatif diberi NaCMC 1% dari berat badan, Kelompok III diberi ekstrak daun beringin pada dosis 100mg/kg BB, Kelompok IV diberi ekstrak daun beringin pada dosis 200mg/kg BB, Kelompok V diberi ekstrak daun beringin pada dosis 400 mg/kg BB. Setelah 30 menit kepada setiap kelompok diberikan
asam asetat 0,1 mL dengan konsentrasi 1% dengan cara intraperitoneal (ip). diamati dan dicatat jumlah geliaant yang ditunjukkan mencit setiap
10 menit selama 90 menit, kemudian dihitung dengan rumus % proteksinya dengan rumus sebagai berikut:
% Proteksi = (1 – P/K) x 100%
Keterangan:
P = Jumlah geliat kelompok perlakuan
K = Jumlah geliat kelompok
kontrol negatif
4.
Evaluasi
Efek Toksisitas Akut dan Tertunda
Uji toksisitas
akut, dilakukan pada dosis 1000 mg/kgBB, 2000 mg/kgBB, 4000 mg/kgBB, 8000
mg/kgBB, 16000 mg/kgBB kemudian dihitung nilai LD50 nya
dengan mengamati jumlah hewan yang mati dalam 24 jam. Pada mencit yang masih hidup mulai dari 24 jam sampai
dengan 14 hari setelah penyuntikan dilanjutkan dengan pengamatan toksisitas tertunda.
Parameter yang diamati setiap hari untuk toksisitas tertunda adalah : penimbangan berat badan, kemudian
ditentukan persentase perubahan berat badan,
pengukuran
konsumsi makanan, pengukuran berat feces, pengukuran konsumsi air
minum,
pengukuran volume urin dan pada hari ke 14 hewan dikorbankan untuk penentuan rasio berat organ hati, ginjal dan jantung. Data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan diolah menggunakan
metoda statistika Analysis of Variance (ANOVA)
dua arah
kecuali untuk rasio berat organ hati,ginjal dan jantung diolah menggunakan metoda
statistika Analysis of Variance (ANOVA)
satu arah.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Dari
Gambar 1. Hasil Pengamatan Persen Proteksi Ekstrak
Etanol Daun Beringin terhadap Hewan Percobaan
Hasil penelitian pada dosis
100, 200 dan 400 mg/kg BB ekstrak etanol daun beringin mempunyai efek analgetik.
Pada dosis 400 mg/kgBB mempunyai efek analgetik, hal ini juga terlihat secara
statistik terhadap perbedaan yang signifikan dengan uji Lanjut Tukey terhadap
kontrol negatif (p<0,05). Berdasarkan data statistik,
terlihat bahwa efek analgetik ekstrak etanol daun beringin pada dosis 100, 200,
400 mg/kgBB berbeda signifikan dengan asetosal sebagai kontrol positif
(p>0,05), ini berarti bahwa efek analgetik ekstrak etanol daun beringin
masih lemah dibandingkan dengan asetosal. Dari
pengamatan uji analgetik pada menit ke 90 persen proteksi jadi 100%, ini
diakibatkan karena pada menit ke 90 kerja asam asetat sebagai penginduksi nyeri
sudah mulai habis karena dari penghitungan % proteksi pada menit
ke 90 nilai geliat kumulatif pada kelompok kontrol negatif nilainya menjadi 0
yang artinya geliatan tidak ada lagi .
Hasil pengamatan pada hewan
percobaan dengan variasi dosis 1000, 2000, 4000, 8000,dan 16000 mg/kgBB tidak
menyebabkan kematian hewan percobaan sehingga dari hasil pengujian didapat
nilai LD50 24 jam ekstrak etanol daun beringin adalah > 16000 mg/kg BB dan diklasifikasikan
praktis tidak toksik.
Berdasarkan grafik hubungan
waktu dengan parameter perubahan berat
badan, konsumsi makanan, berat feses, konsumsi air minum dan volume urin dapat dilihat efek dari masing-masing zat
uji. Dari hasil pengamatan parameter toksisitas tertunda, adanya perhitungan
yang bernilai negatif pada parameter persentase perubahan berat badan
menunjukkan adanya penurunan berat badan hewan percobaan (Gambar 2).
Gambar 2. Grafik
Hasil Pengamatan Hubungan Waktu Terhadap Persentase Perubahan Berat Badan
Pada parameter rasio berat
organ terjadi kenaikan berat organ hati, ginjal secara signifikan (p<0,05) pada dosis 16000
mg/kg BB, ini dapat disebabkan oleh edem yang terjadi pada organ-organ
tersebut, berat organ petunjuk yang sangat peka dari efek pada organ (Lu,
1995). Seperti tampak pada Gambar 3.
Gambar 3. Grafik Hasil Pengamatan Rasio Berat Organ Hati, Ginjal dan
Jantung Terhadap setiap Perlakuan
KESIMPULAN
Pemberian sedian uji berupa
ekstrak etanol daun beringin pada mencit putih jantan dengan dosis 100, 200,
dan 400 mg/kg BB dapat disimpulkan mempunyai efek analgetik (p<0,05). Berdasarkan
nilai LD50 24 jam ekstrak etanol daun beringin diklasifikasikan
praktis tidak toksik. Hasil penelitian juga menunjukkan terlihat adanya
gejala toksisitas tertunda terhadap parameter perubahan berat badan, konsumsi
makanan, berat feses, organ ginjal dan jantung secara signifikan (p<0.05)
pada dosis 16000 mg/kgBB.
DAFTAR PUSTAKA
Almahy,H.A., Mawardi,M., Mohd,A.S.,
& Abdul, M.A., 2003. The Chemical Constituents of Ficus benjamina Linn. and Their Biological Activities. Pertanika J.Sci & Technol. 11(1): 73-81
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Jakarta.
Dalimartha, S., 2000, Atlas Tumbuhan Indonesia, jilid II,
Trubus Agriwidya, Jakarta.
Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Farihah, 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun
Ficus benjamina L terhadap Artemia salina Leach dan Profil Kromatografi Lapis
Tipis. Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Muhammmadiyah Surakarta.
Hasti, S., Sandi, N.H.
dan Firdaus,M., 2009, Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Akar
Gantung Beringin (Ficus benjamina L.) Pada Tikus Putih Betina
(Rattus norvegicus), Laporan
Penelitian, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru.
Hasti, S., Sandi, N.H.,
Sari,E.N. dan Sinaga,S., 2011, Uji Efek Analgetika Ekstrak Etanol, Fraksi Etil Asetat Dan Fraksi Heksan Akar
Gantung Beringin (Ficus benjamina L.)
Pada Mencit Putih Jantan (Mus Musculus),
Prociding Seminar Farmasi
Up Date ke 3, Medan.
Hasti, S., Sandi, N.H., dan Srianti, T., 2011, Uji
Efek Antipiretika
Ekstrak Etanol, Fraksi Etil Asetat Dan Fraksi Heksan Akar
Gantung Beringin (Ficus benjamina L.)
Pada Tikus Putih Betina (Rattus
norvegicus), Prociding Seminar Nasional Farmasi,
Padang.