Main Article Content

Abstract

Pelayanan swamedikasi merupakan praktek pelayanan yang tinggi dilakukan oleh tenaga kefarmasian, salah satunya pelayanan swamedikasi tetes mata. Hal ini menuntut peran apoteker dan TTK yang cukup tinggi, salah satunya dalam pemberian informasi obat. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh pemberian media edukasi e-booklet terhadap tingkat pengetahuan tenaga kefarmasian pada pemberian informasi obat swamedikasi tetes mata. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-experimental: non-equivalent control group design menggunakan metode probability sampling dengan teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling. Sampel pada penelitian ini merupakan 96 tenaga kefarmasian yang bekerja di apotek se-kota Pekanbaru. Data dianalisis dengan uji Mann Whitney dengan hasil yang signifikan pada kelompok perlakuan saat pre test dan post test dengan nilai p=0,001 (p<0,05) diperoleh hasil bahwa adanya perbedaan pengetahuan antara apoteker dan TTK dalam pemberian informasi obat pada swamedikasi tetes mata di apotek se-kota Pekanbaru dengan nilai p=0,002. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian media edukasi e-booklet dapat meningkatkan pengetahuan tenaga kefarmasian di apotek se-kota Pekanbaru pada pemberian informasi obat swamedikasi tetes mata.

Keywords

e-booklet pemberian informasi obat swamedikasi tetes mata

Article Details

Author Biography

Fina Aryani, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau

Clinical and Community Pharmacy

References

  1. Badan POM (2016) ‘Satu Tindakan Untuk Masa Depan: Health Edutainment Fasilitator OOTK’. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.
  2. BPS (2022) ‘Persentase Penduduk Yang Mengobati Sendiri Selama Sebulan Terakhir, Badan Pusat Statistik’. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
  3. Budiman dan Agus, R. (2013) ‘Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika’, Jakarta: Salemba Medika.
  4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2017) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Apotek’. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
  5. Fuaddah, A. (2015) ‘Description of Self-Medication Behavior in Community of Subdistrict Purbalingga, District Purbalingga’. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 3(1): 610–618.
  6. Harahap, N.A., Khairunnisa, K. dan Tanuwijaya, J. (2017) ‘Patient knowledge and rationality of self-medication in three pharmacies of Panyabungan City’, Indonesia. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 3(2): 186.
  7. Jayanti, M. dan Arsyad, A. (2020) ‘Profil Pengetahuan Masyarakat Tentang Pengobatan Mandiri (Swamedikasi) di Desa Bukaka Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur’. Pharmacon, 9(1): 115.
  8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018) ‘Situasi Gangguan Penglihatan Tahun 2018’. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
  9. Muharni, S., Aryani, F. dan Mizanni, M. (2015) ‘Gambaran Tenaga Kefarmasian dalam Memberikan Informasi Kepada Pelaku Swamedikasi di Apotek-apotek Kecamatan Tampan’, Pekanbaru. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2(1): 47–53.
  10. Natalia, C., Ratih, P, S. dan Haswiyanti (2014) ‘Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Cara Penggunaan dan Penyimpanan Obat Tetes Mata di Apotek Perintis Kuripan Banjarmasin. Karya Tulis Ilmiah’, Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
  11. Notoadmodjo, S. (2005) ‘Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi’. Jakarta: Rineka Cipta.
  12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2014) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek’. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
  13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2016b) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Sekretariat Negara’. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
  14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2016c) ‘Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Sekretariat Negara’. Jakarta, Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
  15. Pratiwi, P.N., Pristianty, L., Noorrizka, G. dan Impian, A. (2014) ‘Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Swamedikasi Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid Oral Pada Etnis Thionghoa di Surabaya’. Jurnal Farmasi Komunitas, 1(2): 36–40.
  16. Putu dan Dewa, N. (2012) Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  17. Rattu A.R.H., Adolfina dan Uhing, Y. (2019) ‘Pengaruh Pengalaman Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Makan di Manado’. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 7(1): 361–370.
  18. Ramadhan, N.D., Mahdiyyah, F., Ornelia, T.F. Nafikhah, W.Z. Anugraheni, U.Y. Hidayat, M.H, Wardana, A.G, Mabilla, R.U, Prasetyo, M.R. Nisa, F dan Wijaya, I.N. (2020) ‘Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Penggunaan Obat Tetes Mata Kortikosteroid’. Jurnal Farmasi Komunitas. 6(2): 66-70
  19. Suci, R.P., Saibi, Y. dan Dasuki, A. (2018) ‘Kualitas Pelayanan Informasin Obat (Konseling) di Apotek Kabupaten Garut’. Jurnal Pharmascience, 5(1): 1–7.
  20. Umar (2014) ‘Media Pendidikan: Peran dan Fungsinya dalam Pembelajaran’. Jurnal Tarbawiyah, 11(1): 131-144.
  21. Wahyuni, K.I., Permatasari, N.E., Fickri, D.Z. dan Amarullah, A. (2020) ‘Evaluasi Pelayanan Swamedikasi Di Apotek Wilayah Sidoarjo’. Jurnal Pharmascience, 7(1): 25.
  22. World Health Organization (2000) 'WHO Guidelines for the regulatory assessment of medicinal products for use in self-medication, WHO Drug Information'. Geneva: World Health Organization.
  23. Zafira, T. (2020) 'Pengaruh Edukasi Gizi dengan Media E-Booklet Terhadap Perubahan Perilaku Makan Sesuai Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada Remaja Obesitas di Kota Padang Tahun 2020'. Skripsi. Universitas Andalas.
  24. Zeenot, S. (2013) 'Pengelolaan & Penggunaan Obat Wajib Apotek, D-Medika Jogjakarta'. D-Medika: Yogyakarta.