REKAYASA PROSES PEMBUATAN SERBUK PEWARNA BATIK BIODEGRADABLE BERBAHAN ANTOSIANIN LIMBAH KULIT TERONG BELANDA (Chypomandra betacea) DENGAN KOMBINASI EKSTRAKSI GELOMBANG ULTRASONIK DAN AQUASOLVENT
DOI:
https://doi.org/10.36499/psnst.v1i1.713Abstract
Dewasa ini Batik telah menjadi trend baru dikalangan masyarakat. Meningkatnya trend juga diiringi dengan peningkatan produksi oleh para pengrajin di kalangan masyarakat. Namun akibat perkembangan IPTEK , banyak diantara pengrajin yang lebih memilih menggunakan pewarna sintetik yang jauh lebih berbahaya sehingga dirasa perlu untuk dilakukan diversifikasi ke pewarna alami.Banyak disekitar kita beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai pewarna, tetapi memanfaatkan limbah adalah pilihan yang tepat dan salah satunya adalah limbah Kulit Terong Belanda yang mengandung Antosianin (Astawan, 1997). Sayangnya selama ini dibeberapa daerah seperti Wonosobo, Terong Belanda hanya dimanfaatkan buahnya saja. Rekayasa proses ekstraksi dilakukan dengan mengkombinasikan gelombang ultrasonic dan aquadest pada suhu 300 400 500 600 selama 30, 60, 90, 120 menit pada pH = 1 dengan tambahan asam asetat. Ekstraksi ultrasonik dipilih karena akan membuat proses ekstraksi lebih cepat dan bersifat yang tidak merusak. Hasil menunjukkan rendemen Antosianin yang terekstrak paling besar adalah pada perlakuan 500 selama 60 menit dengan hasil 23,78 mg/100 gr. Selanjutnya ekstrak akan dijadikan serbuk secara drying dan kristalisasi dengan penambahan maltodekstrin 10 % v/v untuk kemudian dicobakan terhadap Batik.Kata Kunci : Cyphomandra betacea, Ekstraksi Gelombang Ultrasonik, Pewarna Batik.
Downloads
Issue
Section
Articles