Desain Prototype Penambahan Arrester pada Arcing Horn (Saluran Transmisi Payakumbuh-Kotopanjang 150 kv pada Area Cadas)
DOI:
https://doi.org/10.36499/psnst.v12i1.7203Keywords:
arrester, BFO, EGLA, EMTP, sambaran petir.Abstract
Petir merupakan fenomena alam yang terjadi secara alami dan tidak dapat kita cegah. petir mempengaruhi sistem transmisi penyaluran daya listrik ke pelanggan pengguna listrik. Petir dapat merusak komponen yang ada pada menara transmisi, yang membuat sistem tramsmisi daya listrik menjadi terganggu. Menara transmisi yang berada di daerah perbukitan yang tinggi membuat menara transmisi menjadi sasaran utama petir untuk menyalurkan kelebihan muatannya akibat gesekan elektron di awan. Khusunya saluran transmisi 150 kV Payakumbuh-Koto Panjang di Sumatra Barat yang memiliki gangguan petir sebesar 66% Menurut data Pusat Pengendalian Distribusi dan Beban Sumatra (P3B Sumatra). Salah satu komponen yang digunakan untuk mengurangi kerusakan isolator akibat sambaran petir adalah arcing horn. Namun itu tidak cukup, maka dari itu perlu adanya gabungan komponen arcing horn dengan arrester. Dengan menggabungkan dua komponen tersebut tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir bisa dipotong oleh arrester. Penambahan arrester pada sisi isolator mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap tegangan surja, dengan menambahkan 2 arrester pada sisi isolator tegangan yang mampu di potong oleh arrester adalah 88,3% dari tegangan surja yang diberikan dan jika menggunakan 1 arrester tegangan yang terpotong adalah 79,1% dari tegangan petir yang di berikan berdasarkan simulasi EMTP.