Polarisasi Politik Islam Di Tengah Pandemi Covid-19 Dan Peta Politik 2024
Abstract
Di tengah pandemi covid-19, tensi politik tanah air semakin tinggi dengan identitas politik masing-masing. Pendemi ini berhasil membentuk sebuah polarisasi politik yang semakin tajam khususnya di kalangan umat Islam. Terbangun sebuah blok politik yang memperhadapkan antara revivalis Islam dan kelompok tradisionalis-moderat. Kelompok revivalis Islam ini cenderung mengusung isu penegakan Syariah dan khilafah, oleh ormas-ormas Islam seperti FPI (Fron Pembela Islam), eks HTI (Hizb Tahrir Indonesia), dan lain-lain termasuk alumni 212. Sedangkan kelompok tradisionalis-moderat Islam ini cenderung lebih pro-pemerintah. Dalam konteks kontestasi pilpres 2024, polarisasi ini akan terus berlanjut. Pertarungan ideologi dan sentiment identitas keberagamaan semakin memperlebar ruang polarisasi politik di tengah umat Islam. Ketegangan politik atas nama agama (Islam) akan berbanding lurus dengan fenomena menguatnya pragmatisme politik partai Islam dan ormas-ormas Islam di Indonesia. Implikasi dari fenomena ini, disampiing menuai gerakan membangun citra buruk pemerintah karena diangap gagal mengatasi covid-19 ini dengan segala kebijakannya, juga akan memperjelas peta politik umat Islam menuju 2024.
Kata kunci: Polarisasi politik, peta politik 2024, Pandemic covid-19, Partai Islam.
References
Abdul Gaffar Karim, Mengelola Polarisasi Politik dalam Sirkulasi Kekuasaan di Indonesia: Catatan bagi Agenda Riset, POLITIKA: Jurnal Ilmu Politik, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2019.
Burhanuddin Muhtadi, Populisme Politik Identitas & Dinamika Elektoral: Mangurai Jalan Panjang Demokrasi Prosedural, Malang, Intrans Publishing, 2019.
Heri Budiyanto, Kontestasi Politik dalam Ruang Media: perspektif Critical Discource Analysis, Jakarta, Prenadamedia, 2019.
Joshua Krlantzick, Menyoal dampak Covid-19 pada Demokrasi di Asia Selatan dan Tenggara, (Makalah Diskusi), November 2020.
Vedi R. Hadiz, Populisme Islam : di Indonesia dan Timur Tengah, Jakarta, LP3ES, 2019