Main Article Content

Abstract

Indonesia will hold general elections in 2024. One of the issues related to the election that is being widely discussed is the three period discourse for President Joko Widodo (Jokowi). The constitution expressly prohibits this discourse. Jokowi has also on several occasions responded to this three-period discourse. However, the discourse has not stopped. One reason why this discourse has not stopped is the problem of political communication by Jokowi. This study uses the theory of Jay G. Blumler and M. Gurevitch which conveys four components in political communication, namely political institutions in the aspect of political communication, media institutions in the aspect of political communication, audience orientation and political cultural relevance.

Keywords: 2024 General Election, Three Period Discourse, Political Communication.

Abstrak
Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum tahun 2024. Salah satu isu terkait pemilu yang ramai diperbincangkan adalah wacana tiga periode untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Konstitusi secara secara tegas melarang wacana ini. Jokowi pun dalam beberapa kali kesempatan merespon wacana tiga periode ini. Namun wacana itu tetap belum berhenti. Salah satu penyebab wacana ini belum berhenti adalah permasalahan komunikasi politik yang dilakukan Jokowi. Penelitian ini menggunakan teori Jay G. Blumler dan M. Gurevitch yang menyampaikan empat komponen dalam komunikasi politik, yaitu institusi-institusi politik dalam aspek komunikasi politik, institusi media dalam aspek komunikasi politik, orientasi khalayak dan relevansi budaya politik.

Kata Kunci : Pemilhan Umum 2024, Wacana Tiga Periode, Komunikasi Politik.

Article Details