KRITIK SOSIAL TAHLILAN MENURUT MISBAH MUSTHOFA DALAM KITAB TAFSIR AL-IKLIL FI MA’ANI AL-TANZIL
Abstract
This article will discuss Misbah Musthofa's thoughts on criticism of the tahlilan tradition carried out by the local community. The tahlilan tradition is a culture of Muslim communities in Indonesia which is still carried out today and has even become a mandatory agenda for Muslim communities as a routine every Friday night. This is based on theological beliefs and the benefits of tahlilan for its readers, as well as the socio-cultural traditions that accompany it. Tahlilan activities in the Indonesian Muslim community, if highlighted in terms of sect and belief, refer to the NU (Nahdlotul Ulama) community. This agenda is very embedded and even legitimizes that people who carry out tahlilan are indirectly categorized as members of the NU (Nahdlotul Ulama) community. The research that will be discussed in this article is how Misbah Musthofa's views in his tafsir book respond to the tahlilan tradition in Muslim society in general. This research is included in the library research category, namely the pressure of research data from the library. The results of this research are; The interpretation shown by Misbah Musthofa is basically that he does not justify whether the law is permissible or not, but rather on the manners of Muslims towards the teachings that have been determined by the Al-Qur'an, and Misbah Musthofa does not prohibit the tahlilan procession, but rather a person's sincerity when holding it. hajat, and the reading of the tahlil that he spoke about was done simply.
Keywords : Social Criticism, Tahlilan, Misbah Musthofa
                          Abstrak
Tulisan ini akan membahas tentang pemikiran Misbah Musthofa mengkritik tentang tradisi tahlilan yang dijalankan oleh masyarakat setempat. Tradisi tahlilan merupakan budaya masyarakat Muslim di Indonesia yang sampai saat ini masih dijalankan bahkan menjadi sebuah agenda wajib bagi masyarakat Muslim sebagai rutinan setiap malam jum’at. Hal itu didasarkan pada kepercayaan yang bersifat teologis dan manfaat tahlilan bagi pembacanya, serta tradisi sosio-kultural yang menyertainya. Kegiatan tahlilan di masyarakat Muslim Indonesia, jika di sorot pada segi aliran dan keyakinan, merujuk kepada kalangan masyarakat NU (Nahdlotul Ulama). Agenda tersebut sangat melekat bahkan menjadi legitimasi bahwa orang yang melakukan tahlilan, secara tidak langsung di kategorikan sebagai kalangan masyarakat NU (Nahdlotul Ulama). Adapun penelitian yang akan di bahas pada tulisan ini adalah bagaimana pandangan Misbah Musthofa dalam kitab tafsirnya menanggapi tradisi tahlilan di masyarakat Muslim pada umumnya. Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian pustaka, yaitu menekankan data penelitian dari pustaka. Hasil dari penelitian ini ialah; Penafsiran yang ditunjukkan oleh Misbah Musthofa pada dasarnya ia tidak menjustifikasi terkait hukumnya boleh apa tidak, melainkan lebih ke adab umat Muslim terhadap ajaran yang telah ditentukan oleh Al-Qur`an, dan Misbah Musthofa tidak melarang prosesi tahlilan, tetapi lebih kepada keikhlasan seseorang ketika mengadakan hajat, dan pembacaan tahlil hendaknya dilakukan secara sederhana.
Kata kunci : Kritik Sosial, Tahlilan, Misbah Musthofa