KRISIS ADAPTASI DAN RESILIENCE (MENYOAL FENOMENA BUNUH DIRI MAHASISWA INDONESIA)

Authors

  • Susana Aditiya Wangsanata Sekolah Tinggi Islam Sunniyyah Selo Grobogan
  • Sucik Rahayu Sekolah Tinggi Islam Sunniyyah Selo Grobogan
  • Jaiz Jamalullael Sekolah Tinggi Islam Sunniyyah Selo Grobogan
  • Ahmad Syaqowi Sekolah Tinggi Islam Sunniyyah Selo Grobogan

Abstract

Universities in Indonesia are currently experiencing a crisis of adaptation and resilience amidst the onslaught of the industrial era 4.0 and the era of society 5.0. The form of the adaptation and resilience crisis can be assessed from the proliferation of suicide phenomena among students. Suicide among students can be said to be the failure of students to develop self-adaptation and resilience while they are students. One of these failures is because students experience technostress, namely the stressful conditions experienced by students when using technology. The aim of this literature research is to determine the crisis of adaptation and resilience as causes of the phenomenon of suicide among students. Data collection was obtained from trusted sources such as journals, official government websites and online news. The results of this research show how to overcome the adaptation and resilience crisis can be done in three ways. First, there is a need for time management for students so that there is a balance between academic and non-academic tasks. Second, students need to communicate actively with family and peers, so that when life difficulties arise they can express their problems to family and peers. Third, the choice of student residence is considered to greatly influence student adaptation and self-resilience. If students experience difficulties in life and live in an exclusive boarding/renting environment and rarely interact with the surrounding environment, this can cause the student to harbor his own problems.

Keywords : adaptation and resilience, suicide, technostress

 

Abstrak

 

Perguruan Tinggi di Indonesia saat ini mengalami krisis adaptasi dan resiliensi ditengah gempuran era industri 4.0 dan era society 5.0. Bentuk dari krisis adaptasi dan resiliensi tersebut bisa dinilai dari menjamurnya fenomena bunuh diri pada kalangan mahasiswa. Bunuh diri dikalangan mahasiswa dapat dikatakan sebagai gagalnya mahasiswa membentuk adaptasi dan resiliensi diri selama masa kuliah. Salah satu kegagalan tersebut dikarenakan mahasiswa mengalami technostress yaitu kondisi stress yang dialami mahasiswa dalam penggunaan teknologi. Tujuan penelitian kepustakaan ini untuk mengetahui krisis adaptasi dan resilinesi sebagai penyebab bunuh diri pada kalangan mahasiswa. Pengumpulan data didapatkan dari sumber-sumber terpercaya seperti jurnal, web resmi pemerintah serta berita online terpeprcaya. Hasil penelitian ini menunjukkan cara mengatasi krisis adaptasi dan resiliensi dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, perlunya manajemen waktu bagi mahasiswa agar terjadi keseimbangan antara tugas akademik dan non akademik. Kedua, mahasiswa perlu melakukan komunikasi secara aktif dengan keluarga dan teman sebaya, agar manakala terjadi kesulitan hidup dapat mengutarakan permasalahannya kepada keluarga maupun teman sebaya. Ketiga, pemilihan tempat tinggal mahasiswa dinilai sangat mempengaruhi adaptasi dan resiliensi diri mahasiswa. Apabila mahasiswa mengalami kesulitan hidup dan tinggal dilingkungan kost/kontrakan yang eksklusif dan jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar, maka dapat menyebabkan mahasiswa tersebut memendam permasalahannya sendiri.

 Kata kunci : adaptasi dan resiliensi, bunuh diri, technostress

Downloads

Published

2023-12-01

Issue

Section

Articles