Main Article Content
Abstract
Inflamasi adalah respons tubuh terhadap rangsangan yang dianggap berbahaya, namun inflamasi yang tidak tertangani akan menyebabkan inflamasi semakin memburuk. Penghambatan enzim siklooksigenase-2 (COX-2) oleh Non Steroidal Antiinflammatory Drug (NSAID) dapat mengurangi proses inflamasi, namun NSAID memiliki banyak efek samping negatif. Penelitian ini bertujuan menguji senyawa flavonoid herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus B.) sebagai kandidat alternatif obat antiinflamasi, dengan melakukan studi in silico yang meliputi identifikasi sifat mirip obat, molecular docking, dan prediksi sifat farmakokinetik. Dari hasil analisis didapatkan dua senyawa flavonoid herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus B.) yang memiliki afinitas lebih kuat dan stabil dalam pengikatan enzim siklooksigenase-2, yakni cirsimaritin dan pilloin dengan skor molecular docking -79,64 dan -80,61, dibandingkan ligan alami IMN skor -78,46 dan ligan pembanding ibuprofen skor -78,05, dengan memiliki pengikatan situs aktif yang mirip yakni pada residu asam amino Ser 530. Senyawa tersebut juga memenuhi kriteria sifat mirip obat dan diprediksi >90% molekulnya dapat diabsorpsi di usus, dimetabolisme oleh CYP3A4 di hati, dan tidak menyebabkan hepatotoxic, sehingga cirsimaritin dan pilloin berpotensi dikembangkan lebih lanjut untuk dijadikan kandidat obat antiinflamasi.