Main Article Content

Abstract

Abstract This paper discusses one of the phenomena that erupted Post-Reformation is a desire to make rules in areas removed from the spirit of Islamic law. Appearing later legislation on dressmaking, ask for compensation as well curfew for women. Understanding Islamic Sharia in the context of a plural society like Indonesia is a research question asked in this paper. In conclusion, the substance of the Shari'a must first be made as reference material from the formalist Shari'a. Keywords: Islamic Sharia, Islamization, State Abstrak Tulisan ini membahas salah satu fenomena yang merebak Pasca Reformasi yakni keinginan untuk membuat peraturan di daerah yang disarikan dari semangat hukum Islam. Muncul kemudian legislasi tentang tata busana, kewajiban moral serta pembatasan jam malam bagi perempuan. Memahami Syariat Islam dalam konteks masyarakat yang plural seperti Indonesia adalah pertanyaan penelitian yang hendak dibahas dalam tulisan ini. Sebagai kesimpulan, syariat substantif harus terlebih dahulu dijadikan sebagai bahan rujukan daripada syariat formalis. Kata Kunci: Syariat Islam, Islamisasi, Negara

Keywords

Syariat Islam Islamisasi Negara Islamic Sharia Islamization State

Article Details

References

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. Al-Makassary, Ridwan, et.al., Syariat Islam dan HAM: Dampak Perda Syariah terhadap Kebebasan Sipil, Hak-hak Perempuan, dan Non muslim. Jakarta: CSRC dan KONRAD, 2007.
  3. Al-Syatibi, al-Muwafaqaat fi Ushul al-Ahkam, Dar el-Fikr, Juz II
  4. Amal, Taufik Adnan, dan Syamsul Rizal Panggabean, Politik Syariat Islam dari Indonesia hingga Nigeria, Jakarta: Alvabet, 2004.
  5. Doi, Abdur Rahman I., Shari‘ah: The Islamic Law, London: Ta Ha Publishers,1984
  6. Masud, Muhammad Khalid, Shatibi`s Philosophy of Islamic Law, Delhi: Adam Publishers & Distributors, 1997.
  7. Nurrohman et.al., Politik Formalisasi Syari’at Islam dan Fundamentalisme: Kritik Nanggroe Aceh Darussalam, dalam Jurnal Istiqro’, Volume 01, Nomor 01, 2002.
  8. Ramli, Andi Muawiyah, et.al, Demi Ayat Tuhan: Upaya KPPSI Menegakkan Syariat Islam, (Jakarta: Opsi, 2006).
  9. Rumadi, Sekularisme: Dimusuhi dan Dipeluk, dalam Jurnal Justisia, Edisi 29 Tahun XIV, 2006.
  10. Saif, Walid, dalamTarek Mitri (ed), Religion, Law and Society: A Christian-Muslim Discussion, Geneva: World Council of Church, 1995
  11. Salim, Arskal, dan Azyumardi Azra, “Negara dan Syariat dalam Perspektif Politik Hukum Indonesiaâ€, dalam Burhanudin (ed), Syariat Islam: Pandangan Muslim Liberal, Jakarta: Jaringan Islam Liberal, 2003.
  12. Th Sumartana, “Menakar Signifikansi Partai Politik Agama dan Partai Pluralis dalam Pemilu 1999 di Indonesiaâ€, dalam Agus Widjojo et.al, Indonesia dalam Transisi Menuju demokrasi, Yogyakarta: LSAF, 1999.
  13. Turmudi, Endang, dan Riza Sihbudi (ed), Islam dan Radikalisme di Indonesia, Jakarta: LIPI Press, 2005.