Main Article Content
Abstract
Abstrak
Kajian dalam penelitian ini berusaha mengungkap mengenai bagaimana peluang
yang ada dalam kurikulum 2013 dalam membentuk konsep diri religius peserta
didik, sebagai kontribusi pendidikan di sekolah dalam pembentukan karakter
peserta didik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang kemunculan proses
pendidikan karakter keimanan siswa sebagai implikasi adanya KI-1 dan pendidikan
karakter sosial sebagai implikasi KI-2 dalam Indirect Teaching di kelas dalam
penerapan kurikulum 2013, serta mengetahui strategi penguatannya di SMA
Muhammadiyah 1 dan SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Pembentukan karakter diri
keimanan dalam Indirect Teaching pada kedua sekolah ini, sama-sama belum
tampak muncul dalam konteks pembelajaran di kelas. Strategi penguatan
implementasi kurikulum 2013 dalam membangun karakter Iman dan Sosial pada
ke dua sekolah ini, dapat terlihat melalui kegiatan di sekolah yang bersifat kultural
dengan titik tekan dan karakteristik yang berbeda. Karakter Iman terbangun
melalui kegiatan yang terkait dengan kegiatan keagamaan, sedangkan karakter
sosial seperti kedisiplinan, patriotisme, kekeluargaan, dan keramahan juga
terbangun dalam kegiatan kultural di sekolah.
Kata Kunci: Indirect Teaching, karakter keimanan dan sosial, kurikulum 2013
Abstract
Studies in this study tried to unravel about how the opportunities that exist in the
curriculum in 2013 in the form of self-concept of religious students, as the
contribution of schooling in shaping the character of students. The purpose of this
research is to know about the appearance of the character education faith of students
as the implications of the KI-1 education and social character as implications KI-2 in
Indirect Teaching in class in the implementation of the curriculum in 2013, as well as
knowing the strategy gains in SMA Muhammadiyah 1 and SMA BOPKRI 1 Yogyakarta
, Self-belief in the character formation Indirect Teaching at both schools, both not
seem to have emerged in the context of learning in the classroom. Strategies to
strengthen the implementation of the curriculum in 2013 in establishing the
character of the Faith and Social on to these two schools, can be seen through school
activities that are culturally with pressure point and different characteristics. Faith
woke character through activities related to religious activities, while the social
character such as discipline, patriotism, family, and hospitality also awakened in
cultural activities in schools.
Keywords: Indirect Teaching, faith and social character, curriculum 2013
Â
Keywords
Article Details
References
- Conny R Semiawan.(2007).Catatan Kecil Tentang Penelitian dan
- Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Prenada
- Darmiyati Zuchdi. (2012). Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan
- Implementasi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press.
- Jurnal Pendidikan Agama Islam
- PROGRES - Volume 3 Nomor 3 Oktober 2015
- ______________. (2013). Model Pendidikan Karakter, Terintegrasi dalam
- Pembelajaran dan Pengembangan Kultur Sekolah, Yogyakarta: Jl.
- Wonosari, Mantub No. 144 RT 15
- Deitje Adolfien Katuuk. (2014). Manajemen Implementasi Kurikulum:
- Strategi Penguatan Implementasi Kurikulum 2013. dalam Jurnal
- Ilmiah Pendidikan Cakrawala Pendidikan, XXXIII (1), hlm.13-26.
- Ditjen Dikdasmen Depdiknas. (2002). Memahami budaya sekolah.
- Depdiknas. (2003). Undang-undang RI nomor 20, tahun 2003, tentang sistem
- pendidikan nasional.
- Djohar, MS dkk. (2012). Kontribusi Media dan Kesadaran Beragama dalam
- Membangun Penampilan Karkter Diri Siswa SMA dan SMK di
- Lingkungan Keluarga, Sekolah, Masyarakat, dan Lingkungan Diri
- Sendiri. Yogyakarta: Dewan Pendidikan Kabupaten Sleman.
- Djamaluddin Ancok & Fuad Nashori Suroso, (1985) Psikologi
- Islam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Kamanto Sunarto. (2004). Pengantar Sosiologi, edisi ketiga. Jakarta:
- Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
- Kemendikbud. (2013). Permendibud No. 65 Tahun 2013, Tentang Standar
- Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
- Mangunwijaya, Y.B. (1997). “Novel Saya dan Lakon Wayangâ€. Dalam
- Sindhunata (Ed.). 2003. Menjadi Generasi Pasca-Indonesia:
- Kegelisahan Y.B. Mangunwijaya. Yogyakarta: Kanisius.
- Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Rosda Karya.
References
Conny R Semiawan.(2007).Catatan Kecil Tentang Penelitian dan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Prenada
Darmiyati Zuchdi. (2012). Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan
Implementasi di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: UNY Press.
Jurnal Pendidikan Agama Islam
PROGRES - Volume 3 Nomor 3 Oktober 2015
______________. (2013). Model Pendidikan Karakter, Terintegrasi dalam
Pembelajaran dan Pengembangan Kultur Sekolah, Yogyakarta: Jl.
Wonosari, Mantub No. 144 RT 15
Deitje Adolfien Katuuk. (2014). Manajemen Implementasi Kurikulum:
Strategi Penguatan Implementasi Kurikulum 2013. dalam Jurnal
Ilmiah Pendidikan Cakrawala Pendidikan, XXXIII (1), hlm.13-26.
Ditjen Dikdasmen Depdiknas. (2002). Memahami budaya sekolah.
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI nomor 20, tahun 2003, tentang sistem
pendidikan nasional.
Djohar, MS dkk. (2012). Kontribusi Media dan Kesadaran Beragama dalam
Membangun Penampilan Karkter Diri Siswa SMA dan SMK di
Lingkungan Keluarga, Sekolah, Masyarakat, dan Lingkungan Diri
Sendiri. Yogyakarta: Dewan Pendidikan Kabupaten Sleman.
Djamaluddin Ancok & Fuad Nashori Suroso, (1985) Psikologi
Islam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kamanto Sunarto. (2004). Pengantar Sosiologi, edisi ketiga. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Kemendikbud. (2013). Permendibud No. 65 Tahun 2013, Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta
Mangunwijaya, Y.B. (1997). “Novel Saya dan Lakon Wayangâ€. Dalam
Sindhunata (Ed.). 2003. Menjadi Generasi Pasca-Indonesia:
Kegelisahan Y.B. Mangunwijaya. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Rosda Karya.